Software Bajakan, So WHAT?!!

01Jul
2010
English | Indonesia

Cerita punya cerita tentang pembajakan, ada nih seorang temen yang berkeluh kesah tentang pembajakan software. Sebenarnya di negeri kita ini udah ngga jarang terdengar hal tentang pemabajakan, baik itu pembajakan software, pembajakan film, bahkan ada juga pembajakan proposal (ide). Huft.. =[. Tapi apa boleh buat, terkadang itu menjadi sebuah pilihan hidup, dengan melakukan pembajakan maka mereka bisa memberi makan istri dan anak-anaknya.

About Pembajakan

Nah sebenarnya bagaimana sih bentuk pembajakan yang disebutkan diatas? Begini, coba di ingat lagi, kira-kira software-software yang dipakai di komputer sobat saat ini serial number-nya resmi atau tidak? Jika resmi, apakah serial number itu digunakan oleh sejuta umat atau hanya sobat sendiri yang menggunakan? Jika sobat merasa satu-satunya yang menggunakan, apakah sobat membelinya pada agen resmi softaware tersebut?

Jika jawaban pertanyaan tersebut sobat kedapatan jawaban tidak pada salah satu pertanyaan, maka hati-hati software tersebut adalah bajakan. Begitu mudahnya mendapatkan software bajakan seperti itu saat ini. Ujung-ujungnya kembali lagi ke masalah perut.

Software asli di download dari internet atau software tersebut dibeli dari agen resmi kemudian dilakukan per-banyakan melalui keping-keping CD yang dijual seharga 5-10 ribu rupiah. Bayangkan, jika membeli, dengan harga 600 ribu rupiah, kemudian diperbanyak sebanyak 1000 buah, maka pendapatannya bisa 5 juta keatas. Menarik ya?! Yah, ujungnya ke perut lagi sih...

Study Kasus

Si temen diatas, yang mengirimkan email, merasa tersinggung juga tertekan karena si doi suka dengan photoshop doi juga sering membuat karya-karya dengan software kesayangannya itu. Tapi tanpa disangka ada temannya yang nyeletuk bahwa karyanya itu juga tidak layak untuk di cap sebagai karya pribadi yang memiliki hak cipta. Kenapa? Karena doi membuat karya tersebut dengan software yang bajakan!

Tentu saja hal ini membuatnya merasa tersinggung. Aku ngga menyalahkan doi, tapi juga ngga bisa menyalahkan temannya. Karena pada prinsipnya perbedaan pendapat mengenai pembajakan ini juga sangat banyak.

Masalahnya adalah, mampukah si doi untuk membeli sofware yang asli? Apa keuntungan yang dia dapat jika menggunakan software yang asli? Apa dia akan dijebloskan ke penjara jika tidak menggunakan software asli?

Sumber Masalah

  1. Masalah perut..
  2. Masalah perut..
  3. Kebijakan negara yang masih belum jelas tentang software
  4. IGOS (Indonesia Goes Open Source) tidak berjalan dengan efisien
  5. Harga software terlalu mahal
  6. Pembajakan memang marak di negeri ini

Mari Ber-OPINI

Sebenarnya tidak bisa disalahkan juga kalau orang banyak yang menggunakan software yang tidak asli ini. Tuh, menurut masalah diatas nomor 1 dan 2 diduduki oleh masalah perut kemudian disusul oleh kebijakan-kebijakan negara tentang dunia IT, dan nomor 5 juga merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya, nomor 6 adalah pernyataan duga-duga.

Masalah perut? Ahh.. no comment..

Maslah kebijakan negara, sebenanya semua dapat berjalan kembali sesuai dengan alurnya. IGOS dapat berjalan normal dengan sosialisasinya yang mengena pada publik sehingga publik sadar akan pentingnya sebuah nilai "asli", sehingga jika memang tidak mampu beli ya gunakan software yang gratis. Masyarakat sendiri pun juga bisa diajak mengembangkan software Open Source sehingga menjadi sempurna.
Hukum IT ditegakkan, bagaimanapun juga IT adalah sumber informasi dan sumber bencana. Bagaikan pedang bermata dua yang semuanya siap untuk digunakan.

Harga software yang terlalu mahal bagi masyarakat. Bagaimana tidak, Windows XP saja harganya $110 ditambah MS Office 2003 $129, hitung aja dan pastinya harga komputer sobat akan jauh dibawah softwarenya. Dan siapa sih yang dengan entengnya menghamburkan uang 2juta lebih hanya untuk 2 buah software (OS dan Office)? Dibandingkan dengan negara pembuatnya, America, mungkin melepas uang $200 dollar bukan hal yang sulit karena anak seumuran SMA pun pasti memilikinya.

Sebenarnya hal itu bisa diantisipasi dengan Linux sebagai OS-nya dan Open Office sebagai software officenya. Tapi kenyataanya masih banyak orang yang bingung dengan Linux dan menganggap bahwa Windows jauh lebih mudah untuk digunakan. Nah, maka tugas (warga) negara lah untuk melakukan sosialisasi software Open Source.

Software tanpa Open Source

Bagaimana dengan software yang tidak ada substitusinya? Seperti Photoshop, CorelDraw, dll. Apakah berarti untuk menghindari pembajakan sobat harus beli software tersebut? Yap!! Benar sekali, sobat memang harus beli software itu secara legal.

Yang harus dipertimbangkan adalah, apa keuntungan yang bisa diambil jika software asli? Apakah sobat menjual karya sobat dengan menggunakan software tersebut? Apakah sobat sudah mampu untuk membeli yang asli?

Jika memang belum ada manfaat yang mendasar, anggaplah kalau software-software tadi memberikan kuliah dan praktek "gratis" sampai sobat bisa menghasilkan uang dengan cara menjual hasil karya dari software tersebut. Kemudian jika uangnya sudah cukup, barulah beli yang asli-asli! Kembali lagi ke sifat dasar manusia, semua itu dilandasi dengan niat kalau memang ingin beli yang asli maka pada saat terdapat keuntungan maka yang asli pasti akan terbeli. Lain jika memang janji itu terbengkelai... =]

Newest Post

Error loading feed.